Rabu, 27 Maret 2013

GARWO (Sigaraning Nyowo)

Hm... Sudah jam 03:35 dini hari. Namun sepertinya mata ini tidak bisa diajak kompromi untuk bisa tidur.
Ya sudah lah, blogging saja sambil makan kacang.


kali ini saya menulis tentang garwo, yang dalam bahasa Jawa garwo itu adalah kepanjangan dari 'sigaraning nyowo', dalam bahasa Indonesia disebut belahan jiwa.



Namun menurut pendapat blogger lain, garwo itu bisa diartikan 'sigar lan dowo', jika dalam bahasa Indonesianya 'terbelah dan panjang'.

Jadi sigar (terbelah) adalah alat kelamin wanita. Dan dowo (panjang) adalah alat kelamin laki-laki. Arti kata garwo (sigar lan dowo/terbelah dan panjang) adalah syarat untuk untuk menjadi suami-istri. 

Jika pasangan yang tidak memiliki terbelah dan panjang (alat kelamin berbeda), misal homo ataupun lesbi, itu tidak bisa dikatakan pasangan garwo (belahan jiwa). Jelaslah, bahwa arti kata garwo selain sigaraning nyowo, juga bisa diartikan juga sebagai sigar lan dowo. Itulah yang dikatakan sebagai belahan jiwa.

Dalam artian harfiah dalam bahasa Jawa, garwo artinya pasangan (bisa suami ataupun istri). Misal, ada yang bertanya :
"Garwonipun pak Dedi sinten?". Artinya istrinya pak Dedi siapa?
Atau :
"Garwonipun bu Dewi sinten?". Artinya suaminya bu Dewi siapa?

Bagi Anda yang sudah merasakan berumah tangga, tentu peng-artian kata garwo itu akan berbeda antara satu individu dengan individu lain. namun satu yang pasti, garwo harus dijaga sebagaimana menjaga diri sendiri.

Garwo, adalah saling membutuhkan.
Garwo, adalah saling mengisi.
Garwo, adalah saling menjaga.
Garwo, adalah saling mengingatkan.
Garwo, adalah saling melengkapi.
Garwo, adalah saling mempercayai.
Garwo, adalah saling menjaga perasaan.
Garwo, adalah saling mebantu.
Garwo, adalah saling memikul beban bersama.
Garwo, adalah saling membahagiakan
Dan masih banyak lagi.

Tulisan diatas adalah adalah pendapat saya secara pribadi. Maaf jika ada kesalahan. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar Anda